Jika selama ini anda lupa menaruh kunci, maka sebaiknya anda belajar mengingatnya. Caranya gimana?? Ya anda harus berusaha mengingat setiap aktivitas anda. Dari mulai awal beraktivitas sampai anda mengakhiri aktivitas pada hari itu. Seperti halnya cara anda untuk memilih rumah. Kebanyakan orang hanya punya 1 prinsip saja yang digunakan untuk memilih rumah yaitu Lokasi, lokasi, lokasi dan lokasi. Kini orang lupa bahwa ada perspektif lain yang juga harus anda ketahui.
Lokasi memang jadi pertimbangan utama dalam memilih rumah. Namun sebelum melakukan akad jual beli, jangan lupakan beberapa aspek yang lain.
Biasanya pihak pengembang menawarkan dua jenis rumah yakni rumah siap huni (ready stock) dan indent (rumah baru dibangun setelah akad jual beli). Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Jika rumah siap huni, biasanya anda bisa meyakinkan pihak bank untuk memudahkan proses akad kreditnya karena wujud asli rumah sudah terlihat. Selain itu juga anda tidak perlu menunggu lama, dan bisa langsung segera di tempati. Anda juga belum bisa memastikan kebenaran material rumah.
Sedangkan kelebihan rumah indent, anda masih bisa memantau dari tahap pertama hingga akhir. Bahkan bisa meminta tambahan desain rumah. Sedangkan kelemahannya anda juga butuh bantuan dari pihak pengembang untuk meyakinkan pihak bank bahwa wujud rumah yang ingin anda beli benar-benar ada.
Nah, dalam sebuah buku “Jangan Salah Memilih KPR”, dijelaskan formula 4L lain yang bisa menjadi acuan Anda dalam memilih rumah idaman, antara lain legalitas, lokasi, lingkungan, dan logika,
- Legalitas
Umumnya, masyarakat kini mencari properti (khususnya rumah) yang sudah dengan status SHM (Sertifikat Hak Milik) dan SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan).
Hal yang perlu diketahui oleh Anda adalah bahwa hak kepemilikan tanah yang bisa dibiayai dengan KPR hanya dua, yaitu hak milik (pembuktian SHM) dan Hak Guna Bangunan (SHGB).
Artinya, pastikan Anda membeli rumah dengan status Hak Milik dan HGB. Kedua status tersebutlah yang akan diterima oleh pihak bank.
Jika Anda membeli rumah dengan bentuk girik, mau tidak mau Anda harus daftarkan menjadi Hak Milik.
- Lokasi
Cara kedua adalah memilih lokasi. Dalam mempertimbangkan lokasi, Anda harus mempertimbangkan tiga hal untuk melihat lokasi yang strategis seperti cocok peruntukannya, akses mudah, dan prospektif.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa mencari rumah sama seperti mencari jodoh. Tidak hanya dilihat dari wujud fisik rumahnya saja tetapi juga mengikut sertakan insting atau menggunakan feeling.
Kemudian, jangan pernah ragu untuk mencari informasi dari orang sekitar. Anda bisa mengunjungi langsung di kantor Gallery Marketing Granada Property.
Nanti, akan dijelaskan mengenai lokasi perumahan saat ini dan prospek perumahan mendatang, pertimbangannya dari perkembangan pembangunan infrastruktur seperti fasilitas umum dan tata ruang wilayah.
(Baca juga artikel terkait “Miliki rumah dengan 10 keuntungan sekaligus”)
- Lingkungan
Jika lokasi bersifat umum, lingkungan lebih spesifik lagi. Sesuaikan lingkungan dengan kebutuhan Anda.
Misalnya, jika Anda memiliki anak-anak usia kanak-kanak, usahakan tinggal di lingkungan dengan warga yang memiliki anak seumuran. Hindari tinggal di lingkungan yang banyak dihuni pensiunan.
Pasalnya, seorang anak butuh kawan sebaya yang bisa diajak bermain untuk proses tumbuh kembangnya.
Selain itu, pertimbangkan juga keamanannya. Apakah rumah tersebut berada di pinggir jalan raya atau agak menjorok ke dalam. Rumah di pinggir jalan raya kurang cocok untuk keluarga dengan anak usia kanak-kanak. Pertimbangkan juga soal sistem keamanan.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam aspek lingkungan ini adalah sarana dan prasarana, seperti jarak dengan fasilitas pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, dan hiburan.
Hunian yang aman dan lengkap ternyata belum dikatakan idaman. Anda juga harus perhatikan keasrian suasana rumah dan hijau, lebar jalan, sistem drainase atau sanitasi dan potensi bencana seperti banjir.
Intinya, dalam mempertimbangkan lingkungan, Anda harus mengedepankan kenyamanan Anda dalam menjalankan rutinitas sehari-hari. Jangan sampai, rutinitas Anda akan terhambat.
- Logika
Terakhir adalah gunakan logika Anda dalam memilih ruamh yang akan dibeli. Biasanya pihak pengembang akan mengeluarkan jurus-jurus jitu untuk membangun kepercayaan konsumen untuk segera membeli dagangan rumah mereka.
Pengembang melakukan marketing yang boombastis itu sah-sah saja. Sekarang, tinggal keputusan Anda. Jadilah calon pembeli yang tidak langsung percaya dengan iming-iming pengembang.
Misalnya, harga sebuah rumah dipatok seharga Rp500 juta. Kemudian, pihak pengembang mengutarakan akan ada kenaikan harga sebesar 20%. Tugas Anda, cari tahu apakah benar perumahan itu akan mengalami kenaikan harga sebesar 20%?.
Caranya, Anda bisa menanyakan kepada masyarakat sekitar atau melihat harga NJOP. Atau bisa juga dengan mengumpulkan beberapa daftar perumahan sekitar yang sudah dibangun lebih dulu.
Kemudian, hitung kisaran kenaikan dan selisihnya. Kalau perlu Anda tanyakan kepada penghuni rumah tersebut.
Semoga bermanfaat!
(Baca juga artikel terkait “Miliki rumah dengan 10 keuntungan sekaligus”)
Sumber: rumah.com